Dari waktu ke waktu kehidupan dan pergerakan sosial di sekeliling kita semakin berwarna. Setiap harinya manusia melakukan aktivitasnya yang ternyata tidak terlepas dari peran orang lain, tentu saja di era yang semakin maju ini manusia juga tergantung dengan teknologi. Bisa dikatakan sebagai wabah sosial jika manusia sebagai pelaku social tidak menjalankan norma dan kaedah pada umumnya.
Hal yang mendasar dan menjadi peran penting dalam menghadapi situasi social adalah berawal dari keluarga. Beberapa pakar psikologi mengemukakan bahwa peran keluarga memang sangat penting dalam pembentukan sebuah pribadi individu. Tentu saja keluarga sebagai wadah budaya pertama bagi seseorang sekaligus menjadi tempat untuk mengelola kepribadian. Diharapkan melalui keluarga dapat membentuk suatu pribadi yang berkarakter dan tangguh dalam menghadapi kondisi sosial yang serba beraneka ragam dan salah satunya adalah masalah kehidupan seputar sex.
Wajarnya budaya Timur memang seolah men-tabukan masalah sex atau dapat dikatakan tidak segamblang budaya Barat. Yang kerap jadi persoalan malah justru di beberapa kesempatan budaya Timur malah justru dianggap terlalu kaku tentang masalah seks ini. Terlebih lagi beberapa pihak juga menganjurkan bahwa seks jangan dianggap sebagai hal yang tabu dan malah harus disosialisasikan secara matang dan terprosedur. Untuk itu peran pemerintah bersama segenap aparatur masyarakat juga harusnya ikut membantu, terlebih lagi keluarga sebagai tempat pertama menyampaikan keluh dan resah.
Masalah yang muncul dan cukup meresahkan adalah masalah seks bebas, bukan hanya di kalangan muda saja melainkan pada umumnya membuat resah beberapa kalangan. Perilaku seks bebas ini ternyata disinyilair dilatarbelakangi oleh peran dalam pembentukan watak dan pribadi yang bermula dari sebuah keluarga. Menurut berbagai sumber, ada beberapa hal mendasar yang membuat seseorang melakukan seks bebas:
• Tidak mendapat kasih sayang yang cukup dari orang tua
Dalam hal ini kerap pelaku seks bebas awalnya memang sudah tidak mendapatkan perhatian dan kasing sayang dalam porsi yang cukup semasa menjalani hidup di dalam keluarga. Dengan demikian tidak ada fondasi yang mapan untuk menghadapi dunia luar yang sangat beraneka ragam dan terjerumus dalam pergaulan bebas.
• Terpengaruh lingkungan
Lingkungan sebagai tempat eksistensi sekaligus sarana social dalam kehidupan. Selain dalam keluarga, lingkungan juga turut berperan dalam membentuk sebuah pribadi individu. Lingkungan yang penuh dengan pergaulan bebas akan mempengaruhi individu yang ada di dalamnya sehingga orang tersebut akan mengikuti pola yang sudah ada dalam lingkungan tersebut.
• Tidak adanya orang lain yang peduli
Peduli yang dimaksud adalah peduli dalam arti memperhatikan kemudian memberitahukan tentang norma-norma yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Biasanya dalam taraf ini seseorang akan mencari jati dirinya yang kadang malah terperosok dalam pergaulan bebas dan tanpa arah. Pribadi semacam ini sangat mudah terjerumus dalam pergaulan bebas mengingat hidup dengan pola seperti ini mudah dilakukan dan menyenangkan.
• Alasan ekonomi
Dalam tahap yang lebih khusus maka pergaulan bebas mampu mengakibatkan prostitusi. Pandangan ini diperkuat oleh sejumlah fakta bahwa seringkali mereka pelaku seks bebas sengaja menjajakan dirinya untuk rupiah dengan alasan tidak mampu secara ekonomi. Dengan kata lain adalah melakukan seks bebas demi mendapatkan kesenangan dan uang.
• Pelecehan seksual
Kasus pelecehan seksual juga ternyata mampu menyeret kehidupan seseorang dalam kehidupan yang serba negatif. Seseorang yang pernah dilecehkan secara seksual semasa kecil dan kemudian malah tidak dianggap oleh orang terdekatnya sendiri akan mudah terjerumus dalam pergaulan bebas. Selain itu tekanan batin juga mempengaruhi seseorang yang dalam beberapa kasus malah akan mendorong perbuatan untuk mengulangi kegiatan seks dengan banyak orang.
Komentar
Posting Komentar
BAGAIMANA TANGGAPAN ANDA?