Ilustrasi |
Terlebih dahulu membahas sebuah konteks dimana seorang anak didik mempunyai kemampuan dan karakter yang berbeda-beda. Dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas maka yang paling mengerti dan paham mengenai potensi anak adalah guru. Pada tahap-tahap awal misalnya saja di sekolah dasar, anak lebih terlihat menyukai suatu hal tertentu dan cenderung akan berprestasi di bidang yang disukainya. Kondisi semacam ini memang sudah banyak disadari oleh berbagai guru pengajar namun di sisi lain justru ketidaktertarikan si anak dalam suatu hal saat di kelas sering dipandang sebagai ketidakmampuan dan kenakalan anak tanpa memberikan solusi.
Walaupun saat di kelas si guru sudah mengatakan “kalau ada yang tidak jelas silahkan untuk bertanya atau tunjuk jari” namun faktanya hal yang sangat mendasar ini juga butuh keberanian. Jika ini dibiarkan maka biasanya prestasi akademis akan menurun dan sering di cap sebagai anak yang kurang pintar. Biasanya orang tua, si anak bahkan sang guru menganjurkan untuk les privat agar si anak dapat memahami materi yang tidak dimengerti sehingga nilai rapor pun akan menjadi baik. Namun apakah hal tersebut adalah sebuah solusi yang baik dan efisien?
Hal yang perlu dicermati dalam les privat adalah:
• Guru dapat secara intensif mengajarkan dan menyampaikan materi karena dengan ruang yang tidak begitu luas, peserta yang sedikit dan lebih terasa akrab sehingga si anak pun tidak merasa canggung.
• Efisien dalam mengkoreksi beberapa hal yang salah jika si anak kurang tepat dalam mengerjakan soal.
• Dilakukan di waktu sore hari/malam hari saat tubuh merasa lebih prima sehingga logikanya mampu mendukung penyerapan materi secara lebih baik.
• Materi yang dibahas lebih fokus dan tidak mengejar waktu seperti layaknya saat di sekolah. Selain itu biasanya akan membahas beberapa hal yang sudah dibahas di kelas namun masih belum bisa dipahami secara baik oleh si anak
Beberapa hal mendasar tersebut di atas adalah umum dijumpai dalam les privat. Jika ini bisa dijadikan suatu masukan bagi para orang tua maka tentu saja sewaktu ada di lingkungan keluarga si anak dapat diajarkan pola belajar seperti les privat oleh orang tua. Namun sayangnya banyak orang tua yang merasa sibuk bekerja dan seakan tidak tahu mengenai pelajaran si anak di sekolah padahal pendidikan keluarga merupakan sarana ampuh bagi perkembangan anak kedepannya.
Alternatif lainnya adalah dengan belajar kelompok yang di mediasi oleh orang tua jika mempunyai waktu senggang. Fungsinya adalah agar menimbulkan semangat belajar si anak dan tetap dalam pengawasan orang tua jika mereka malah bermain dan ngobrol. Dalam hal ini orang tua juga dituntut sabar dan peduli terhadap perkembangan si anak serta memahami materi yang ada di sekolah. Wajarnya orang tua tentu saja tidak akan kebingungan jika harus menjawab soal-soal SD.
Satu poin penting adalah bagimana cara menimbulkan minta belajar anak dan kesukaannya terhadap pelajaran saat di kelas. Jika ini tidak disadari secara dini maka menggunakan metode apapun juga akan tetap percuma dan malah hanya akan membuang biaya.
Seharusnya para orang tua lebih memperhatikan anak saat usia kritis agar pertumbuhan mental dan spiritualnya seimbang
BalasHapus