Langsung ke konten utama

Mengajarkan Blogging dan Create Note Pada Anak


Perkembangan pribadi anak sekarang ini sudah dipengaruhi oleh dunia maya, mulai dari Facebook, Twitter hingga BBM. Fenomenanya adalah anak umur 10 tahun sekarang ini sudah mampu mengenggam sebuah smart phone walau dengan tujuan yang tidak jelas. Guna menghindari kemubaziran teknologi tersebut maka salah satu solusi yang baik untuk mengasah kemampuan anak adalah dengan merambah blog.

Tentu saja setiap anak mempunyai pengalaman tiap harinya dimana bisa dituangkan dalam bentuk tulisan di dunia maya. Kegiatan ini memang pada awalnya membutuhkan dampingan orang tua untuk memantau tulisan dan fungsi dari blog tersebut. Rata-rata pengoperasian blog pun tergolong mudah dan secara teknis mempunyai tools yang mudah untuk dioperasikan, pengandaiannya adalah saat menulis hampir mirip dengan pengoperasian di Microsoft Word. Kenapa harus blog? Secara teknis blog mampu terindeks oleh search engine sehingga tulisan-tulisan yang di publikasikan lewat blog mampu dibaca oleh orang lain.
ilustrasi, pict source
Di dalam tulisan tersebut si anak dapat diarahkan untuk menulis hal-hal yang positif bahkan mampu menambah komunitas yang bersifat positif pula. Sekarang ini fenomena penulis novel anak remaja ditengarai muncul dari kegiatan blogging dan menulis artikel lewat internet. Saat tulisan mereka mendapat atensi yang banyak dan diterima dengan baik maka bisa dibukukan menjadi sebuah karangan yang bisa dibaca di kalangan yang lebih luas. Manfaat lain dari kegiatan blogging adalah mengasah ketrampilan dan mengisi waktu luang secara lebih positif ketimbang membuang waktu dengan chat dan ngobrol lewat situs jejaring sosial yang kadang hanya gosip belaka. Beberapa bentuk tulisan yang dirasa sesuai dengan kriteria anak umur 10-14 tahun adalah seputar pengalaman mereka sehari-hari, kegiatan mereka saat berada di sekolah ataupaun mengisahkan tentang kehidupan keluarga mereka yang biasanya menarik untuk diikuti. Tulisan juga dapat diarahkan mirip dengan laporan jurnilistik dimana memaksimalkan potensi anak dengan mengabadikan momen lewat foto dan menjelaskan foto tersebut dengan tulisan ringkas yang mudah dimengerti.
Atau sarana lain bisa menggunakan sarana note di Facebook untuk menuangkan tulisan dan pengalamannya yang dikemas secara baik dengan karakter yang lebih pajang daripada status. Hal ini juga mampu dibaca oleh orang banyak ataupun teman sendiri sesuai dengan pengaturannya yang dapat dimengerti dengan mudah. Faktanya Facebook jika digunakan secara tepat dan bijak akan mampu mendorong dan mengakomodasi penggunanya secara positif tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan. Uniknya lagi seorang anak sekolah sekarang belum mampu memaksimalkan fitur yang ada dalam Facebook sebagai kegiatan positif, ini terbukti dari status-status mereka yang dinilai “ababil” atau “lebay” karena memang tidak diarahkan untuk kepentingan positif.
Jadi sebagai orang tua alangkah baiknya mendidik anak-anaknya untuk memanfaatkan teknologi ini secara baik karena cepat atau lambat penggunaan sarana komunikasi akan berubah dan keyakinan akan ketergantungan dengan komunikasi global yaitu lewat internet menjadi faktor penting untuk menyiapkan kehidupan kedepannya. Jika di sekolah tidak diajarkan pendidikan seperti ini maka orang tua lah yang harus aktif untuk mendidik anak-anaknya karena jika mau bercermin kepada kasus penculikan anak remaja sebagian dari mereka diawali dari penggunaan media jejaring sosial yang tidak tepat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

High Context Dan Low Context

Secara umum, masyarakat di Indonesia sangat erat hubungannya dengan high context yang sebenarnya dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya masyarakat Jawa yang dipengaruhi oleh budaya sopan santun dalam berbicara dan berusaha menjaga sikap dalam bergaul menjadi aspek penting dalam terciptanya high context.

Istilah Njawani; Filosofi Pedoman Perilaku

Filosofi Njawani dan Falsafah Jawa  - Diartikan sebagai orang Jawa yang hidup dengan nilai-nilai dan ajaran-ajaran leluhurnya. Banyak sekali orang yang berasal dari suku Jawa masih memakai tuntunan tersebut untuk bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain yang sesama suku ataupun berbeda budaya. Pedoman hidup untuk berperilaku, berpikir serta bagaimana cara untuk mencapai tujuan masyarakat Jawa pada umumnya diarahkan untuk tidak melukai sesama bahkan mengajak mereka untuk selaras.

Komunikasi Konvergen ala WILBUR SCHRAMM

Dia membuat serangkaian model komunikasi dimulai dari model komunikasi manusia yang sederhana sampai model yang rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu.