techtimes |
Mantan raksasa media; Yahoo tentunya pernah mewarnai kehidupan seseorang. Beberapa pekerjaan dan tugas sekolah/kuliah pada waktu itu dapat teratasi dengan membuka mesin pencari ini. Tinggal masukkan kata pencarian kemudian munculah beberapa hasil yang dapat di klik. Maka secara ajaib pengguna akan terbantu dalam mencari solusinya.
Masa-masa indah saat menggunakan Yahoo Messenger pun tidak dapat dilupakan begitu saja. Diketahui pada 2007 Yahoo mulai mengintegrasikan mail dan messenger. Dikutip dari detik.com "Yahoo! Mail tercatat sebagai penyedia web mail nomor wahid di dunia, dengan jumlah pelanggan 249 juta orang pada 2006. Disusul rivalnya Hotmail MSN, dengan jumlah pelanggan 236 juta orang. Lalu AOL dan Google masing-masing dengan 50 juta dan 60 juta orang pelanggan".
fthmb.tqn |
Memori terbaik bersama Yahoo adalah ketika tren digital sudah mulai merambah ke dunia anak muda. Selain itu kebiasaan untuk mengkonsusmsi internet juga merasuki dunia pendidikan. Tentunya momen mencari gebetan lewat YM ini juga memberikan nuansa nostalgi tersendiri bagi sebagian orang. Kala itu modal jajan yang pas pas-an pun tidak menghambat para mahasiswa untuk datang ke warnet serta mengeluarkan uang Rp 3 ribu untuk hanya sekedar membuka email tanpa perlu ataupun crawling di sejumlah channel YM. Harapannya tentu saja agar dapat teman baru (dibaca: pacar).
Biasanya mereka akan membuka beberapa tab Windows. Paket yang paling laris adalah Friendster, mIRC dan YM. Sambil menenggak teh botol ataupun soda, waktu terasa berjalan sangat cepat.
Baca juga: Beginilah Kondisi Portal Yahoo id Saat Ini
Pengalaman berselancar ria di dunia maya tentu akan berbeda dari satu orang ke orang lain, dari daerah satu ke yang lain. Resminya Yahoo yang berubah nama menjadi Altaba bukan peristiwa yang patut menjadi ejekan. Perusahaan yang didirikan Jerry Yang dan David Filo ini bahkan menemani saat-saat kesendirian kita, meratapi nasib sebagai jomblo ngenes yang tak kunjung usai.
Kematian Yahoo kali ini sebenarnya sudah di prediksi dan terkesan hanya menunggu waktu saja. Sebuah artikel di Kompasiana yang ditulis oleh Hilman Fajrian mengungkapkan bahwa faktor terlalu rakus untuk menghasilkan profit serta dibarengi hilangnya identitas membuat perusahaan ini disalip oleh para pesaingnya. Saat perusahaan sejenis mulai bermunculan, para pesaing tersebut telah menyiapkan senjata ampuh nan jitu menghadapi kemungkinan teknologi masa depan. Tidak dapat disangkal, pertumbuhan era smartphone menjadi tolak awal dimana Yahoo harus mulai menelan pil pahit karena ketidaksiapan mereka dalam memunculkan inovasi.
Waktu terus berlalu yang akhirnya kita atau mereka yang enggan melakukan pembaharuan akan luntur dengan sendirinya. Lagipula dalam era yang serba kompetitif seperti sekarang ini, sikap loyal sudah diterjemahkan menjadi sesuatu yang lain.
Terimakasih Yahoo yang telah menemani masa-masa muda.
Komentar
Posting Komentar
BAGAIMANA TANGGAPAN ANDA?