Langsung ke konten utama

Mudah Jatuh Cinta Itu Berbahaya!


Mitos bahwa sifat seorang pria lebih mudah jatuh cinta ketimbang wanita memang sudah lama beredar. Sampai sekarang mitos itu pun berlanjut kepada lebeling dengan munculnya istilah-istilah yang dilekatkan kepada pria yang suka terhadap wanita atau mudah jatuh cinta dengan dengan lawan jenisnya walau terkadang sudah berstatus pacaran atau menikah.

Muncul istilah hidung belang, lelaki buaya darat dan lainnya yang seolah selalu menyalahkan pria untuk masalah cinta segitiga. Mungkinkah muncul istilah wanita buaya darat dan wanita hidung belang? Yang sudah beredar adalah bahwa wanita mempunyai label tersendiri atas hal ini semisal saja dengan adanya julukan cewek matre dan cewek gatel. Terlepas dari itu para ahli mengungkapkan bahwa potensi untuk menyukai lawan jenis antara pria dan wanita adalah sama sehingga kemungkinan untuk mencintai orang lain menjadi rata.
Mungkin beberapa dari kita menemui orang yang dekat dengan kita atau bahkan diri kita sendiri kerap kali gonta ganti pacar ataupun sering jalan dengan orang lain yang bukan merupakan pasangan hidupnya dimana disinyalir merupakan awal dari perbuatan selingkuh.  Seolah tidak merasa ada rasa dan feel untuk singgah dalam satu hati saja dan berusaha mendalaminya secara mendalam, bisa jadi orang yang berkarakter seperti itu masuk kategori orang yang mudah jatuh cinta. Sebagai catatan tidak semua orang yang merasa berperasaan tersebut di atas dikatakan demikian melainkan ada kecenderungan-kecenderungan tertentu.
ilustrasi
picture source
Biasanya orang yang mudah jatuh cinta adalah orang yang sering terkesima dengan wajah saat pertama kali berjumpa, melihat seseorang secara langsung ataupun hanya dengan fotonya saja. Orang bertipe seperti ini tidak memahami konsep secara mendalam tentang pribadi seseorang dikarenakan dalam pemikiran mereka terbalut oleh rasa ketertarikan fisik ataupun daya tarik lainnya yang sangat subjektif. Hal ini juga didukung dengan posisi individu waktu itu dimana ketenaran, paras rupawan dan berkantong tebal jelas akan memuluskan jalan guna menggaet lawan jenis. 
Sifat ini dirasa mampu membahayakan sebuah hubungan yang dilandasi dengan komitmen, dalam beberapa kasus mereka yang mudah jatuh cinta secara cepat mampu menyimpulkan bahwa orang-orang yang sedang didekatinya (pedekate) adalah pasangan hidupnya nanti. Contoh yang paling konkret adalah saat seorang pria yang hanya baru kenal 3 hari dengan seorang wanita tiba-tiba ingin menjadikannya sebagai kekasihnya. Biasanya kejadian tersebut berlangsung hanya di awal setiap kali menemukan sosok lawan jenis lainnya yang dianggap “jodoh”.
Hal ini bisa memang pada awalnya sulit untuk diidentifikasi terlebih bagi mereka yang mempunyai pacar atau pasangan hidup seperti itu harus ekstra memeperhatikan gerak-gerik pasangannya. Fenomena ini bukan berarti termasuk dalam penyimpangan seksual atau penyimpangan sosial namun lebih kepada kurang ada rasa tanggung jawab terhadap pasangannya serta belum memiliki emosi cinta yang matang. Dengan cara pendekatan serta membicarakan tentang perilaku tersebut maka orang-orang berkarakter seperti itu mampu untuk diubah.
Maka jika lain kali ada seseorang yang baru kenal dengan kita dan tak lama kemudian menyatakan cintanya kepada kita maka ada baiknya kita mendalami pribadi tersebut dengan jelas dan jangan terburu-buru untuk menyampaikan ya dan tidak. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

High Context Dan Low Context

Secara umum, masyarakat di Indonesia sangat erat hubungannya dengan high context yang sebenarnya dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya masyarakat Jawa yang dipengaruhi oleh budaya sopan santun dalam berbicara dan berusaha menjaga sikap dalam bergaul menjadi aspek penting dalam terciptanya high context.

Istilah Njawani; Filosofi Pedoman Perilaku

Filosofi Njawani dan Falsafah Jawa  - Diartikan sebagai orang Jawa yang hidup dengan nilai-nilai dan ajaran-ajaran leluhurnya. Banyak sekali orang yang berasal dari suku Jawa masih memakai tuntunan tersebut untuk bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain yang sesama suku ataupun berbeda budaya. Pedoman hidup untuk berperilaku, berpikir serta bagaimana cara untuk mencapai tujuan masyarakat Jawa pada umumnya diarahkan untuk tidak melukai sesama bahkan mengajak mereka untuk selaras.

Komunikasi Konvergen ala WILBUR SCHRAMM

Dia membuat serangkaian model komunikasi dimulai dari model komunikasi manusia yang sederhana sampai model yang rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu.